It's a miracle, being able to fall in love again after deep grief of losing a lover in severe way.

I thank God,
Thanks so damn much,
I feel alive inside
I can feel happiness again
And express it in my way,
Just like this

Somehow,
I grow hopes on this new soul.
So high by now
That he could be my savior,
Taking me away from my shitty life
Or simply we can do coloring within black lines and dots

He looks nice and reliable,
Responsible, warmth hearted
Tho I don't really know him that much
He's just cute and real
Possibly can love me back
Or already
We just have bad way to communicate feelings in between

Then
I remember my promise to God
That I won't hurt my self,
I won't adding new black line on my shitty destiny, anymore

A war has started
In my mind, my soul

I'm a promise keeper,
Or at least I try my best to make it true.
I love him and I'm afraid

😢



Sekarang, paling tepat memutar lagu Tame Impala - Feels Like We Only Go Backwards special buat diriku sendiri (exactly, I'm playing it, singalong with my laptop) terkait kehidupan saya yang lagi lucu-lucunya.

Years ago I was wild enough to move in an apartment, living with many different new friends. Saat itu semua baik-baik saja, mumpung rencana masa depan belum banyak dan penting-penting amat. Saat ini, rencana saya tidak seraksasa dahulu, yang terasa besar dan lebar adalah tanggung jawab yang pastinya akan sulit kutunaikan jika sebagian besar waktu dan pikiranku masih menjadi milik orang lain.

Aku mauku melanjutkan kehidupan yang baru, dengan target baru, orang-orang baru, dunia baru, dan kisah-kisah baru. Nggak mau ada pengulangan ataupun ciri khas dari masa laluku yang sudah tak relevan lagi dengan perubahan karakterku.

Ah, entah takdir mau bawa ke mana lagi
kok, aku kayak jalan mundur begini

-________________________-"
Being a 27 almost 28 years old girl is ridiculous. People assume you're not grown-up enough to be a woman, while others might think you're already a lady with pain in the ass.

Some ask me, "Where's your boyfriend?"  I answered with a new question, "Seriously,  at this age we still need a boyfriend? Lemme answer, I prefer to fuck my self up,"

That's, certainly rude for some ears. Others just laughed on my words. They think I can pick humor out of my miserable life, which they can't. Probably they are too busy comparing their lives each others, well that doesn't make any changes

Another funny thing is, I can't analyze how, when you're needy for example, marriage, the Internet becomes supportive. Maybe it's a matter of binary calculation or only a coincidence. I watch a comedy about marriage once, comes more suggestions.

I answered a phone call from my lecturer back in the university, his first question after "Where are you" is "where is your husband?" what the gsowibsvdoqo|\}£§\< I replied, "I'm still looking for him too" my lecturer fell to very loud laughter. Yeah, I'm so funny. I can start my own comedy channel.

The humorous part also comes from men around. Like thinking I'm needy enough to do one night stand then won't matter if they wouldn't call again. The truth is, my genital is a way more important that theirs. I love my vagina. Don't wanna let it to serve bastards. When it's time to eat dicks, I'd be so picky.

My father, may the force be with him, always look at my feminine parts as,  call it assets for future, like i'm still an 18 years old teenager who doesn't give a fuck about marriage this time. Yeap, he's 50% correct, I don't really give a fuck about it.

For international readers, this writing is funny or normal. But, lemme tell you, many of Indonesians will swear and name me after animals or simple a whore bcos I write honestly.

This is the truth, i'm surrounded by hypocrites. So are you. Shake hands.

Aku menuliskan ini pada pukul 20.35 wita di mejaku, di kantor, dan tidak ada lagi rekan kerja seruangan di sekitarku. 

Satu-persatu mereka beranjak menjauhi areal kantor sejak dua hari lalu. Ada yang naik mobil pribadi, naik Panther antar daerah, ada pula yang sekadar mengasingkan diri di rumahnya di pinggir kota. Sebenarnya aku sah-sah saja melakukan hal serupa. Tidak ada yang melarang, pun sanksi tidak seberapa. Masih masuk akal kehilangan selembar dua lembar seratus ribuan demi liburan beberapa hari dan berkumpul bersama keluarga.

Hanya bagiku,
Untuk apa kutukar lembaran uang itu?
I can say I'm fucked up tonight until three days after.

Shall I write that I have a huge huge huge family with many fathers and mothers, but I prefer being around a Chinese couple near my office or at Bambalamotu, or Malino, or Rammang-rammang?
I've done it.

Pada momen seperti ini, sepertinya setiap orang berubah sangat egois. Kelompok di sana masa bodoh dengan sosial because they have God yang segera dan pasti mengampuni semua dosa dan menerima amalan mereka. Kelompok lain don't really give a fuck asalkan dapat berkumpul bersama keluarga. Ada juga sih setahuku yang menjadikan lebaran sebagai sarana berbasa-basi atau formalitas lantaran terikat hubungan darah (sebenarnya mereka saling membenci di dalam hati, but gotta being fake di depan orang tua). Lainnya berjuang berkumpul bersama keluarga di kampus. Dan di antara semua jenis orang-orangan ini, tidak akan ada yang peduli kepada orang-orang sejenis saya.

Yaah, sayalah itu yang membantu seseorang membersihkan tempat tinggalnya sebelum orang tua dan keluarganya datang agar mereka dapat beristirahat dengan nyaman sebab keesokan paginya harus kembali menempuh perjalanan jauh. Sayalah itu yang menjadi anak pengganti bagi sepasang kekasih Chinese sebab anak gadisnya sekarnag entah di mana. Sayalah itu yang diharap-harapkan seorang ibu paruh baya, di dalam hatinya ia menyesali memiliki anak yang karakternya tidak sepertiku. Sayalah itu, seseorang yang diam-diam merokok di dalam keremangan parkiran seharga 3000 ribu rupiah per hari, di samping sebuah gedung hotel berlantai 18.

Aku tahu, dari sudut pandangmu aku tidak sedang berbahagia
Tetapi hati setiap manusia adalah misteri
Kamu mana tahu apa yang aku rasakan sebenarnya, kecuali kamu bertanya A atau B dan aku menjawab dengan menyebut satu di antaranya (itupun kalau aku sedang tidak berbohong)

demikianlah,

satu hal yang pasti, gema takbiran membuatku merindu. kepada banyak...
ayah, 
ibuku yang dahulu,
sahabat-sahabat lama,
petualangan,
proses belajar di kampus,
sahabatku di alam ruh,
kucing-kucingku yang straight to heaven
and.... probably you,



14 Juni 2018



seperti keluar rumah hanya untuk
kelelahan memahami orang-orang
yang mengamuk minta kasih sayang, tetapi mereka
memiliki kamus tanpa kata-kata itu

seperti menggelinjang di kasur, sendiri
setelahnya bersedu sedan
sebab aku memiliki ensiklopedia
tentang baiknya hubungan antar makhluk hidup


8 Juni 2018


Suatu hari kau membawa lari sebuah lukisan
kau tak tahu itu milik siapa, untuk apa
kau hanya ingin begitu
Inginmu,
Inginmu,
Menjadikanmu penjahat



04 Juni 2018
Memang saya ceroboh dan sering mengingkar janji kepadaNya. Sudah bersedu-sedan takkan mengulang, namun saya membuka kesempatan lagi. Siapa yang aku salahkan kali ini?

Sepasang kakiku,
Jaringan internet,
Jemariku,
Supir sialan itu!
Bukan. Ini salahnya yang terlalu mengikuti arus.

Ah, pikiranku sendiri.
Otak 27 tahun ini sering tidak berdaya
Namanya tanaman tropis, harus sering disiram.

Aku akan beranjak segera, meninggalkan semua hal yang tak lagi menginginkanku di kota ini
Mereka berdua,
Mereka serumah,
Mereka yang terus melangkah meninggalkanku,
Kucing-kucing ini....

Aku sedang mengumpulkan kekuatan material untuk melangkah, sembari menunggumu siap ditinggalkan.



jangan begitu,
mengejar-ngejar seperti masa lalu
ingatanku buruk,
kau akan kalah



6 Juni 2018