Aku merindukanmu seperti petani kepada hujan di bulan September.
...

Hujan pertama Oktober, membasahi tanah yang kutatap geram. Ada kesejukan yang tidak selesai. Aku enggan meratap, ini keputusan yang kami buat bersama tanpa kata-kata.

Aku merasakannya, ayah. Perasaanmu pasti remuk kala itu, menyimak anak-anakmu bertengkar dan kau tidak dapat berbuat apa-apa. Aku merasakannya, ayah. Bagaimana kau ingin kupapah beranjak meninggalkan rumah itu demi menjalani sisa usiamu bersamaku, ya, juga dengan kucing-kucing ini. Aku merasakannya, ayah. karena itu aku menangis di sini.


Tahu tidak kalau orang Makassar itu kasar? Kamu pasti akrab dengan berita demonstrasi anarkis, berita pembunuhan, tentang logat orang Makassar yang kasar dan “halal”nya darah seseorang yang membawa lari anak gadis. Iya, semua itu disebarluaskan melalui media-media mainstream.

Orang Makassar juga tertinggal secara pendidikan, pola pikir, dan kecakapan khusus. Masih banyak orang Makassar yang tidak menempuh pendidikan 9 tahun, masih banyak yang tidak kuliah. Rata-rata juga pemikirannya kampungan.
Orang Makassar itu gemar kawin-mawin, di Jakarta para perantau dari Makassar seringkali disebut penjahat kelamin. Katanya orang Makassar mudah menarik perhatian perempuan kemudian meninggalkannya.

Tapi, apa kalian tahu kalau epos terpanjang di dunia berasal dari tanah kami? Apa kalian tahu teknologi transportasi maritim a.k.a kapal Phinisi yang legendaris dan dibuat jauh sebelum kemerdekaan itu adalah penemuan kami? Apa kalian tahu ketika Sriwijaya dan Majapahit berkuasa, di tanah kami telah berdiri kerajaan-kerajaan kuat dan berperadaban yang berhubungan baik dengan orang-orang di benua lain? Apa kalian tahu kalau benar satu fosil manusia tertua di dunia ditemukan di tanah kami? Apa kalian tahu benar satu kebudayaan tertua di dunia masih eksis di tanah kami? Apa kalian tahu raja yang paling keukeuh melawan V.O.C dan tidak mau bekerjasama dengan mereka adalah raja kami? Apa kalian tahu bahwa budaya kami, uang panaik adalah cara kami menyakralkan pernikahan dan meminimalisir tingkat perceraian? Apa kalian tahu kalau badik kami hanya kami gunakan di saat segala upaya damai telah dilakukan tetapi tidak kunjung menemui titik temu? Apa kalian tahu, B.J Habibie sang profesor pesawat terbang adalah bagian dari kami?

Ah, mungkin kalian tidak tahu atau pura-pura tidak tahu agar ada yang pembanding, agar kalian selalu superior di negara ini. Dalam hal budaya, keterampilan, kemampuan, kekuatan, fertilitas, dan martabat, sesungguhnya kami jauh lebih baik daripada kalian. Salah kami saja yang tidak sesumbar dan menyombongkan diri atas apa yang kami miliki. Kami lebih memilih setia kepada budaya kami, siri na pesse. Pesse itu, empati. Rasa kepedulian dan turut merasakan penderitaan makhluk lain yang membuat kami haram berbangga diri. Siri’ adalah harga diri kami, martabat kami. Untuk menjaganya, terlebih dahulu kami harus menghargai makhluk lain, tidak peduli siapa atau apapun mereka.

Salah kami juga, dengan segala kemampuan itu, kami tidak haus kekuasaan. Kami tidak meletakkan harga diri di atas pundi-pundi harta dan tingginya jabatan. Bagi kami, semua itu tidak sebanding dengan siri na pesse kami.

Ketika kalian menuduh dan membangun opini publik tentang karakter kami, jujur saja, kami tidak peduli sebab buat apa mempedulikan kebohongan? Kami berpikir, apapun yang kalian tuduhkan itu, tidak akan mampu menjatuhkan martabat kami di mata Sang Pencipta. 

Apabila kalian mendatangi tanah kami dengan damai, adalah kewajiban kami menyambut kalian dengan senyum ramah, dengan segala fasilitas, makanan, dan minuman yang kami miliki. Haram bagi kami untuk tidak memuliakan tamu, meski tamu itu adalah orang jahat sekalipun. Dan apabila kalian ingin berterima kasih kepada kami, jangan lakukan itu sebab kami tidak mengenal frasa “terima kasih”. Itu karena kami percaya bahwa segala berkah yang kami miliki adalah milik kalian juga, sudah sepantasnya kalian menikmatinya. Kami hanya dititipi keberkahan dari Sang Pencipta dan menjadi kewajiban kami untuk membaginya kepada sesama.

Walau demikian adanya kami, tetaplah benar menurut media bahwa kami adalah orang-orang yang kasar, tak usah kalian pedulikan kata “kassar” yang berarti terbuka; nampak; muncul dan ketiga makna itu sama sekali tidak bersinonim dengan kata “kasar”.

It's not that easy, living a life with many heart breaking experiences. Everybody wants a perfect family, the loyal one with eternal warmth. And mine, suck like losing a poker game in Texas after all in.

No, I'm not regretting this. I explain something here, to make one of you, understand about how difficult life can be but we gotta survive however. And If one of you cries your miserable life, probably you need to see somebody else's life. Her can be more difficult but she still can manage how to smile everyday.

I don't blame my self for having such a fragile heart. That is the function of it, isn't it? Your heart is made to feel, to feel hurt included. You need to worry if it didn't work anymore.

For a long time, I've been thought that It was me. I was the one who created all these painful feelings. But now, no need to blame. That's how this life works. You need to keep breaking your heart until it's opened, Rumi said. Yin-yang again. We need to enjoy every moment, your struggling to stay out of it is what hurts you. Be alive in every moment.

I have forgiven and forgotten all the agents, the mistakes, the painful things. Right now, I'm changing, reshaping my way of life. I am creating a new life style where no fake people, fake moments, and fake promises can enter. And I will never stop being myself, like honest to everything or not saying a word. 

Like if a friend tells my secret to somebody else, I dismiss him.
If a lover wanna be comes only for love, I dismiss him.
If somebody says he likes me, I doubt it until I see what he could do to prove it.
If a place wanted me to stay, the system will make me feel comfortable.
I will never work for "thanks" only
I will never help before being asked anymore
Whoever act disrespectful to me, I dismiss him.

This planet is already too fvcking dirty filled with smart people who love to make fools at the others. They are the real disaster. I will never stop being a genuine person until I die, never give a fvck to the dirty society, whoever they are, their attitudes are all that matter.

So are you,
Never feel shy for being genuine. Don't stop being genuine.