karena manusia mengandalkan panca indera untuk membenarkan apapun, yang satu dan satu-satunya paling materialistik hanyalah ibu. tak mungkin ada seorang manusia yang lahir dari dua rahim. aku dapat melihat ibu memberiku kasih sayang tanpa pamrih. aku mendengar cara ibu menyayangiku dengan kata-katanya. aku dapat menyentuh kulitnya yang berkerut seiring bertambah usianya. aku dapat mencecap setiap masakan dan minuman yang dibuatnya gratis untukku. dan aku dapat meneri maaroma apapun yang tercium dari tangannya saat sungkem. maka ibu adalah kebenaran.
untuk kebenaran yang senyata ibu, perlakuan spesial baginya tak cukup dilakukan pada satu hari tertentu. dua puluh dua desember hanyalah tanggal, satu hari dari 365 hari dalam setahun. aku lebih senang berasumsi bahwa dari 365 hari itu, hanya pada dua puluh dua desember aku sengaja lupa untuk memberinya ucapan selamat hari ibu. karena dalam hidupku, selalu ada satu hal yang mainstream. misalnya tidak mencintai ibu pada tanggal dua puluh dua desember.
ibuku bukan ibu orang lain. ibuku satu-satunya dan kuingat beliau setiap detik. ibuku mainstream bagiku. ibuku mewariskan semua ciri fisik dirinya kepadaku, itulah mengapa dia begitu mainstream. ibu mengajarku mencintai kucing dan tumbuhan. cara hidupnya ada dalam diriku, makanya dia mainstream bagiku. ibuku sama dengan diriku. mengapa perlu hari khusus untuk mengingat mengingat kebenaran yang nyata?
0 comments:
Post a Comment