Banyak bekas luka di kakinya. Rambutnya pendek seleher dan tidak wangi. Ruang-ruang di rumah ini berbau tembakau akibat kebiasaannya. Dia memanggilku anak dan menjuluki dirinya mamaku. Bukannya tidak sudi, tetapi aku sudah memiliki ibu.


Pertama kali memasuki tempat tinggal Sofie, aroma lepek menyeruak dari dinding lembab dan udara yang jarang terganti. Dia membuka pintu kandang. Harapnya, aku dapat menjelajah rumah agar terbiasa. Namun aku hanya berdiam di atas meja makan, memandang kecoak-kecoak merdeka di bawah lemari makan. Dia menyiapkan bak buang air, mangkuk makanan dan air minum di garasi yang sebenarnya menyatu dengan ruang keluarga. Dia memintaku minum, aku tidak bergeming. Air itu dari sumur bor.