Kepada, Kepada

ilustrasi milik Puung

Kepada hati yang menabahkan tubuhmu, kukirimkan degup kencang hasil berlari sesanggupku mengelilingi lapangan yang dahulu menjarakkan pandangan kita. Saat kuhadapi sore tadi, kurasakan waktu silam memanjangkan tangannya memberiku semangat, mengajarkanku kembali arti mengejar mimpi-mimpi

Kepada sepasang mata yang tak kunjung habis asa menembus ke depan, kunyalakan lilin doa-doa dari tempatku menandaskan dua gelas kopi hitam di sini. Walau kuhabiskan sendiri, sepasang mata itu melihat niatku membuatnya bukan untuk diriku sendiri. beri kesempatan pada jeda-jeda yang manis dengan sendirinya itu – membuat isi cangkir-cangkir membentuk semesta ketenangan

Kepada strategi yang berhamburan di dalam kepalamu, aku berharap ada sihir yang menjadikannya cawan putik sari di mana kelak aku menjelma tinkerbell penebar dalam tanah-tanah subur yang dipinjamkan tuhan. Kamu tahu, pikirmu mendapatkan hutan tak tumbuh dalam sehari.


Kepada kita, mari bersabar. Lautan, arah angin, garis imajinier, dan jadwal penerbangan yang sering dikacaukan awan itu, kelak merupakan kendaraan untuk melihat alam yang lebih luas, alam yang membijakkan kita.